Bercerita membutuhkan kesiapan secara materi dan personal. Materi berhubungan dengan isi cerita, sedangkan personal butuh persiapan skill dan kesiapan mental. Untuk persiapan mental, dibutuhkan cara untuk mengatasi bagaimana tampil di depan umum tanpa demam panggung. Seperti apa itu?
‘Demam’. Istilah ini akrab kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana rasanya demam? tidak enak bukan? Begitu juga dengan demam panggung, sama tidak enaknya. Karena tidak nyaman, maka orang butuh membuat diri lebih tenang, sehingga penampilan ketika bercerita jadi lebih ok.Namun demikian, ada orang bilang, demam itu adalah cara Tuhan menunjukkan betapa nikmatnya sakit. Ada juga yang mengatakan bahwa demam atau sakit itu adalah fase tubuh untuk beristirahat. Bahkan ada yang mengatakan bahwa demam atau sakit itu sebenarnya adalah karunia, karena selain beristirahat, pada saat itulah kita mengurangi dosa. Bener nggak sih?
Karena berbagai ungkapan itulah maka diyakini ada kebaikan di balik ketidaknyamanan demam. Begitu juga dengan demam panggung. Seorang juri dari Asia Bagus, ajang festival menyanyi di TVR era 90-an (lupa siapa namanya), mengatakan bahwa syarat penampilan yang baik adalah deg-degan sebelum tampil. Hal ini ada benarnya, karena ketika tubuh kita bereaksi secara alamiah, maka dengan sendirinya kita akan mempersiapkan diri. Untuk apa? Tentu saja untuk tampil.
Juri Asia Bagus mengatakan syarat sebelum tampil. Ini berarti deg-degan atau demam panggung tidak boleh dibiarkan bercokol mulai dari awal sampai tampil berakhir. Karena jika terus-terusan demam, maka ketidaksehatannya bisa dirasakan oleh pendengar atau yang menyaksikan kita.
Berikut adalah cara mengatasi demam panggung :
1. Biarkan saja demam apa adanya
Hal ini bukan berarti pasrah atau diam saja, apalagi tidak jadi tampil hehe. Aku pernah bikin ungkapan menarik, “Orang yang paling sehat adalah mereka yang membiarkan sakit apa adanya” atau “Orang yang paling bahagia adalah mereka yang membiarkan kesedihan apa adanya”. Ungkapan ini memang bersifat paradox. Jika kita menerima deg-degan sebagai bagian dari mekanisme alamiah, maka sama saja kita menerima ketenangan apa adanya.
2. Yakinlah bahwa setiap orang mengalaminya, Kamu tidak sendiri
Karena demam sebelum tampil adalah mekanisme alamiah, maka setiap orang sudah pasti mengalaminya. Hanya saja porsi dan cara mengatasinya yang berbeda-beda. Paling tidak, dengan keyakinan ini kita jadi merasa bahwa orang lain juga, dan kita tidak sendiri.
3. Redam perfeksionisme, karena banyak orang yang melihat dengan mata kebaikan
“No bodies perfect”. Ungkapan ini tidak asing. Iya, bukan sekedar rasionalisasi yang kemudian membuat kita pasif dan tidak menanggapi kelemahan. Kita tetap care dengan kelemahan dan melakukan pemberdayaan kelebihan yang kita miliki.
Jika kita terfokus pada apa yang kurang dari persiapan kita, dan selalu merasa ada cela, maka kita akan fokus pada yang negatif tersebut. Padahal banyak yang masih positif yang kita sia-siakan. Akibatnya, yang positif kita abaikan dan membuat orang juga akan ikut memperhatikan kekurangan.
4. Bayangkan Kamu usai tampil dengan hasil yang gemilang
Sedikit berimajinasi dapat membantu. Kita bisa membayangkan kita selesai tampil, para hadirin bertepuk tangan sambil berdiri, wajah mereka berseri-seri.
5. Tarik nafas berulang, pejamkan mata dan bukalah dengan berbinar
Ini seperti sebuah terapi dalam mengendalikan emosi, seperti marah, terlalu bahagia, dan demam panggung termasuk di dalamnya. Caranya dengan memejamkan mata, menarik nafas panjang dan menghembuskan. Jangan buka dulu mata sampai kita merasa lebih tenang. Pada saat hembusan nafas terakhir yang paling tenang, kita buka mata kita dan berkediplah berulang-ulang, sehingga kita bisa bayangkan wajah kita sedang bergairah.
Itu tadi adalah cara mengatasi demam panggung. Semoga bermanfaat ya ??
Sumber : blog.indonesiabercerita.or
0 komentar:
Posting Komentar